Monday, February 21, 2011

RESUME FIQIH DAKWAH – MUSTAFA MANSUR BAB VII

KEWAJIBAN BERAMAL JAMA’I

Pendahuluan.

Karakter dakwah Islamiyyah saat ini mewajibkan setiap muslim bergerak dan berusaha mewujudkan seluruh tuntutan Islam. Setiap muslim wajib berusaha mewujudkan dan menegakkan Daulah Islamiyyah ‘Alamiyyah, suatu pemerintahan Islam internasional. Tujuan tersebut hanya dapat dicapai dengan Amal Jam’i. Maka Amal Jama’I adalah wajib, sebagaimana kaidah usul fiqh “suatu yang tidak sempurna pelaksanaannya kecuali dilaksanakn dengan-nya, maka sesuatu (yang membuat sempurna) itu wajib”. Islam bukan “dien- ndividual” Islam, tapi Islam adalah ad-dien ummah wahidah, satu tanah air satu tubuh Islam menyeru pada ke-satu-padu-an kaum muslimin. Allah berfirman;





“dan berpegang teguhlah kamu sekalian dengan tali (Ad-Dien) Allah, dan jaganlah bercerai-berai..” (Ali Imran: 103)



- Jama’ah Harus Memiliki Manhaj, Pimpinan dan Anggota

Imam Hasan al-Banna mengatakan :

“mengulang kaji seluruh organisasi atau riwayat bangsa-bangsa, anda akan mendapati bahwa asas keberhasilan, kebangkitan dan pembangunannya adalah adalah adanya manhaj…”.

Maka, satu jama’ah tidak akan bernilai jika pimpinanan tidak berwibawa dan tidak ditaati anggotanya dalam persoalan yang ma’ruf, bukan dalam persoalan yang munkar dan makshiyat.

- Pimpinan

Pimpinan dalam satu jama’ah, ibarat kepala bagi tubuh. Pimpinan juga merupakan lambang kekuatan, persatuan, keutuhan dan disiplin shaff. Persatuan adalah lambang kekuatan, namun pimpinan tiak boleh hanya sebatas lambang. Maka, pimpinan memerlukan kemampuan, kelayakkan dan keprimaan. Selain itu pimpinan tidak boleh bertindak secara inkonstitusional, ia harus tunduk pada ketentuan jama’ah. Kita harus berhati-hati dalam memilih pimpinan. Jangan memilih pimpinan secara pilih-kasih dan kong kali-kong-(Hadis dari Ibnu Abbas, riwayat al-Hakam dan disahkan oleh Syuyuthi), selanjutnya tidak boleh memberikan jabatan/amanah pada orang yang memintanya- (Hadis dari Abu Musa, riwayat Syaikhan, abu Daud dan Nasa’I).



- Keanggotaan

Sebagaimana dalam Sirah Rasulullah, tampak jelas bahwa beliau mendidik dan membina generasi muslim pertama dengan ajaran Al-Qur’an. Mereka menjadi tiang-pondasi kuat bagi Daulah Islamiyyah di Madinah. Nabi mempersatukan kaum muslim dalam ikatan “persaudaraan “ se-Aqidah-Islam. Tajjarut----Ta’rief----Tanfidz.



ATURAN DAN ADAB PERGAULAN PIMPINAN DAN ANGGOTA

- Saling menghormati dan Menghargai

Sebagaimana hadits Nabi SAW;

“Barang siapa taat pada-ku maka dia taat pada Allah, dan barang siapa durhaka pada-ku maka dia durhaka pada Allah. Dan barang siapa taat pada amir maka ia taat pada-ku, dan barang siapa durhaka pada amir maka ia durhaka pada-ku”

- Adab Pergaulan dan Komunikasi

Menghindari perkataan yang menyinggung hati, berburuk sangka dan tidak pantas. Katankanlah yang benar namun dengan cara yang ma’ruf.

- Saling Mempercayai dan Berbaik Sangka

Allah berfirman; “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah dari banyak berprasangka. Sungguh sebagian prasangka itu dosa, dan jaganlah kamu mencari-cari kesalahan, jagan menggunjing sebagian yang lain. Sukakah kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentu kamu merasa jijik atas hal itu. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah maha penerima taubat lagi maha penyayang.” (Al-Hujarot : 12)

- Saling Menasehati

Rasul bersabda; “Ad-dien adalh nasihat. Kami bertanya, “untuk siapa”? Rasulullah menjawab, “bagi Allah, Rasul-Nya, Kitab-nya pemimpin-pemimpin kaum Muslimin dan orang-orang awam.

- Saling Mencintai dan Bersaudara

Firman Allah; “dan katakanlah pada hamba-hamba-Ku, hendaknya mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesunguhnya syaitan adalah penimbul perselisihan di antara mereka. Sungguh syaitan adalah musuh yang nyata bagimu”. (Al-Isra : 53)

- Mempererat Hubungan antara Pimpinan dan anggota

Tali hubungan/komunikasi laksana urat syaraf dalam tubuh. Bila mekanisme komunikasi lumpuh, maka amal jama’ah akan terganggu, malah akan melumpuhkan seluruh gerakkan.

- Hal pergantian Pimpinan

Beramal jama’ah dalm tingkatan apapun adalah ibadah pada Allah. Tidak boleh merasa berat untuk beramal dan bergerak dibawah pimpinan dan komando yang baru. Setiap anggota jama’ah harus siap dan selalu mempersiapkan diri untuk mengemban amnah menjadi pimpinan tatkala tiba waktunya.

- Tunduk pada Hukum Allah dan Rasul-Nya

Sangat jelas sebagaimana dalam Al-Qur’an :An-nisa ayat 59, 65 dan Al-Ahzab ayat 36).

- Mengkaji berbagai Harokah dan membina pengalaman

Pimpinan dan anggota harus bersama-sama memperbaiki (islah) gerakan dan hendaknya mengkaji sejarah pergerakan Islam yang lain. Selalu mengambil segi positif dan meinggalkan ke-mudlaratan bagi jama’ah.

Allahu Akbar.!!

No comments: